Segala puji hanya untuk Allah SWT, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw, keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya. Salam untuk seluruh Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.
Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasulullah Muhammad SAW untuk menuntun manusia kepada jalan-jalan mulia, jalan selamat jalan bahagia di Dunia, dan di Akherat. Segala puji bagi Allah yang berkehendak mengangkat derajad manusia dari kerendahan, dari tipudaya syaitan dan dari segala kesusahan dalam kehidupan di dunia dan di akherat.
Sungguh jiwa manusia memiliki sifat-sifat yang spesifik, dan jiwa manusia tidak akan dapat kalo hanya diselesaikan dengan penyelesaian menurut pendapat aqal manusia semata. Jiwa manusia adalah ciptaan Allah SWT. Dan untuk membangun jiwa manusia, manusia membutuhkan petunjuk Allah SWT, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Peliknya karakter jiwa manusia, maka manusia butuh bimbingan Allah untuk menyelesaikannya. Allah berfirman.
وَالسَّمَاء وَمَا بَنَاهَا ﴿٥﴾ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ﴿٦﴾ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ﴿٧﴾ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ﴿٨﴾ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ﴿٩﴾ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
dan langit serta pembinaannya, (QS. 91:5)
dan bumi serta penghamparannya, (QS. 91:6)
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (QS. 91:7)
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, (QS. 91:8)
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS. 91:9)
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)
dan bumi serta penghamparannya, (QS. 91:6)
dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (QS. 91:7)
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, (QS. 91:8)
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS. 91:9)
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. 91:10)
Pola jiwa manusia memiliki pola yang spesifik sebagaimana Allah menciptakan pola Alam semesta atau juga pola bumi dengan segala isinya semua mempunyai karakter yang spesifik. Jiwa manusia diciptakan Allah SWT dengan kemampuan ganda, manusia bisa berinisiatip pada kefasikan (bisikan syaitan) dan manusia bisa berinisiatip pada ketaqwaan (bisikan malaikat). Rasulullah SAW Bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلْمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّا لَمَّةُ الشَّيْطَانِ فَإِيعَادٌ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبٌ بِالْحَقِّ وَأَمَّا لَمَّةُ الْمَلَكِ فَإِيعَادٌ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقٌ بِالْحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَلِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنْ اللَّهِ فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ الْأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesunguhnya setan memiliki bisikan was-was kepada anak cucu Adam, dan Malaikatpun memiliki bisikan, adapun bisikan setan selalu menjanjikan kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan para Malaikat selalu menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran, barangsiapa mendapatkan demikian (bisikan malaikat) maka ketahuilah, sesungguhnya itu dari Allah dan memujilah kepada Allah, namun barangsiapa mendapatkan yang lainnya (bisikan syetan), maka berlindunglah kepada Allah dari setan yang terkutuk (TIRMIDZI – 2914) :
Allah selalu dan selalu dan selalu mengulang-ulang akan pentingnya Al-Qur’an bagi umat manusia, dan terus menerus, terus menerus, terus menerus, meyakinkan bahwa Al-Qur’an itu firman Allah Tuhan semesta alam, dan bukan karangan manusia. Agar manusia segera mau menerima petunjuk Allah Al-Qur’an.
Al-Qur’an sangat dibutuhkan oleh hati umat manusia agar manusia terbentengi dari bisikan-bisikan syaitan yang selalu mengajak kepada kejahatan namun sering dirasakan sebagai kelezatan oleh manusia. Dan Al-Qur’an mendorong manusia mengikuti bisikan Malaikat yang selalu mengajak kepada kebaikan dan kemuliaan, namun sering dirasakan sesuatu yang berat oleh manusia. Al-Qur’an sesuatu yang dibenci oleh syaitan sebagaimana firman Allah
وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيَاطِينُ ﴿٢١٠﴾ وَمَا يَنبَغِي لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ ﴿٢١١﴾ إِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُولُونَ
Dan al-Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan. (QS. 26:210)
Dan tidaklah patut mereka membawa turun al-Qur’an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. (QS. 26:211)
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar al-Qur’an itu. (QS. 26:212)
Dan tidaklah patut mereka membawa turun al-Qur’an itu, dan merekapun tidak akan kuasa. (QS. 26:211)
Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan daripada mendengar al-Qur’an itu. (QS. 26:212)
Manusia manusia yang terus menerus mengikuti bisikan syaitan dan terdorong selalu mengerjakan kejahatan, maka dengan belajar Al-Qur’an semoga menyadarkan hatinya untuk bertaubat dan kembali kepada jalan yang di ridhoi Allah SWT. Namun bila manusia jahat tersebut tidak mau bertaubat, maka biasanya mereka akan menjadi teman syaitan dan akan timbul dihatinya kebencian kepada Al-Qur’an.
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلاَّ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 6:48)
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk mendidik jiwa manusia, apakah mereka akan tetap berjalan di jalan syaitan ataukan mereka akan bertaubat kembali kepada jalan kebenaran, jalan yang di ridhoi Allah SWT. Bila manusia kemudian bertaubat dan memilih jalan iman dan amal sholih, jalan ketaqwaan, itulah yang dikehendaki Allah SWT.
Al-Qur’an merupakan bimbingan Allah kepada manusia agar dapat keluar dari jalan kegelapan, keluar dari jalan syaitan kepada jalan kebenaran, jalan yang dikehendaki Allah untuk keselamatan umat manusia. Hati manusia butuh kabar gembira dan peringatan agar kemudian manusia mencintai jalan keselamatan dan kebahagiaan yang mungkin dirasa berat oleh jiwa manusia.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan jiwa manusia, agar manusia mau menerima petunjuk Allah Al-Qur’an , dengan belajar Al-Qur’an, Allah berkehendak mengangkat derajad umat manusia.
وَكَذَلِكَ أَنزَلْنَاهُ قُرْآناً عَرَبِيّاً وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْراً
Dan demikianlah Kami menurunkan al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian ancaman, agar mereka bertaqwa atau (agar) al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS. 20:113)
نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُونَ وَمَا أَنتَ عَلَيْهِم بِجَبَّارٍ فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ
Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka.Maka beri peringatanlah dengan al-Qur’an orang yang takut kepada ancaman-Ku. (QS. 50:45)
Dengan Al-Qur’an Allah telah mengangkat berbagai BANGSA-BANGSA di dunia yang mau menggunakan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup dan jalan hidup , maka mereka menjadi BANGSA yang berkwalitas tinggi, dan mereka menjadi manusia-manusia utama. Bukti-bukti ini telah dapat dilihat secara berulang dan berulang dan berulang dari zaman ke zaman, dan terus berulang dan berulang.
لَقَدْ أَنزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَاباً فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya (QS. 21:10)
مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعاً إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُوْلَئِكَ هُوَ يَبُورُ
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur. (QS. 35:10)
وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَّكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ
Dan sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. (QS. 43:44)
Manusia seharusnya mau melihat bukti-bukti itu dengan membuka Aqal dan hatinya, bagaimana Allah telah memuliakan dan mengangkat derajad berbagai BANGSA pada zamannya masing-masing untuk menjadi bangsa yang MULIA dan TINGGI kwalitasnya.
Sahabat Ali ra, meriwayatkan
عَنِ الْحَارِثِ قَالَ: دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَاِذَا اُنَاسٌ يَخُوْضُوْنَ فِي اَحَادِيْثَ فَدَخَلْتُ عَلَى عَلِيّ فَقُلْتُ: اَلاَ تَرَى اَنَّ اُنَاسًا يَخُوْضُوْنَ فِي اْلاَحَادِيْثِ فِي الْمَسْجِدِ؟ فَقَالَ: قَدْ فَعَلُوْهَا. قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ: اَمَا اِنّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: سَتَكُوْنُ فِتَنٌ. قُلْتُ: وَمَا الْمَخْرَجُ مِنْهَا؟ قَالَ: كِتَابُ اللهِ، كِتَابُ اللهِ فِيْهِ نَبَأُ مَا قَبْلَكُمْ وَ خَبَرُ مَا بَعْدَكُمْ وَ حُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ. هُوَ الْفَصْلُ لَيْسَ بِالْهَزْلِ، هُوَ الَّذِيْ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ. وَ مَنِ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ اَضَلَّهُ اللهُ. فَهُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَتِيْنُ. وَ هُوَ الذّكْرُ الْحَكِيْمُ. وَ هُوَ الصّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ. وَ هُوَ الَّذِيْ لاَ تُزِيْغُ بِهِ اْلاَهْوَاءُ وَلاَ تَلْتَبِسُ بِهِ اْلاَلْسِنَةُ، وَلاَ يَشْبَعُ مِنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلاَ يَخْلُقُ عَنْ كَثْرَةِ الرَّدّ وَلاَ تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ وَ هُوَ الَّذِي لَمْ يَنْتَهِ الْجِنُّ اِذْ سَمِعَتْهُ اَنْ قَالُوْا: اِنَّا سَمِعْنَا قُرْا?نًا عَجَبًا. هُوَ الَّذِي مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَ مَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَ مَنْ عَمِلَ بِهِ اُجِرَ وَ مَنْ دَعَا اِلَيْهِ هَد?ى اِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. خُذْهَا اِلَيْكَ يَا اَعْوَرُ. الدارمى 2: 435، رقم: 3183، ضعيف، في اسناده مجهولان : ابو المختار سعد الطائي وابن اخي الحارث
Dari Al-Harits, ia berkata : Saya masuk masjid, tiba-tiba di situ orang-orang sedang membicarakan tentang hadits. Lalu saya datang kepada ‘Ali dan berkata, “Apakah kamu tidak tahu bahwa orang-orang di masjid sedang membicarakan tentang hadits ?”. Lalu ‘Ali bertanya, “Apakah mereka benar-benar melakukannya ?”. Saya menjawab, “Ya”. ‘Ali berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “(Di kalangan ummatku) akan terjadi fitnah”. Maka aku bertanya, “Lalu bagaimana jalan keluarnya ?”. Beliau bersabda, “Kepada kitab Allah (Al-Qur’an). Kitab Allah itu di dalamnya ada berita yang terjadi sebelum kalian dan mengkhabarkan apa-apa yang terjadi sesudah kalian. Hukum apa yang terjadi diantara kalian. Dia menjelaskan yang benar dan yang salah, dan bukannya main-main. Dialah Al-Qur’an, yang barangsiapa meninggalkannya karena kesombongannya, maka Allah pasti membinasakannya. Barangsiapa mencari petunjuk selainnya, pasti Allah menyesatkannya. Dia adalah tali Allah yang kuat. Dialah peringatan yang bijaksana. Dia adalah jalan yang lurus, yang tidak bisa digelincirkan oleh hawa nafsu dan tidak bisa pula dicampuri oleh perkataan manusia. Para ahli ilmu tidak akan kenyang darinya, tidak akan hancur karena banyaknya penolakan, tidak akan habis keajaiban-keajaibannya. Dialah yang sekumpulan jinn ketika mendengarnya tidak henti-hentinya mengucapkan, “Sesungguhnya kami mendengar Al-Qur’an yang mena’jubkkan” [QS. Al-Jinn : 1] Dialah Al-Qur’an yang barangsiapa berkata dengannya, ia pasti benar, barangsiapa berhukum dengannya pasti adil, barangsiapa mengamalkannya pasti mendapat pahala, dan barangsiapa mengajak kepadanya berarti dia menunjukkan ke jalan yang lurus”. (Kemudian ‘Ali berkata kepada Al-Harits), “Hai A’war, maka ambillah perkataan ini”.
[HR. Darimiy juz 2, hal. 435, no. 3183, dla’if karena dalam sanadnya ada dua perawi yang majhul, yaitu : Abul Mukhtar Sa’ad Ath-Thooiy dan Ibnu Akhil Haarits]
Bisa dimegerti betapa pentingnya Al-Qur’an bagi kehidupan umat manusia dari sejak diturunkan hingga akhir zaman. Perkataan sahabat Nabi yang perlu di camkan oleh umat Islam, agar mereka selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam segala kondisi.
Sebaliknya manusia juga dengan nyata bisa segera melihat berbagai bangsa di muka bumi ini kemudian jatuh terhina ketika generasi bangsa mereka mengikuti jalan kebodohan, kesesatan, jalan kedurhakaan kepada Allah SWT.
Kengganan mereka untuk mengikuti jalan petunjuk Allah dan kenekatan mereka untuk melestarikan jalan-jalan sesat, dan durhaka menjadikan mereka menjadi manusia-manusia yang kacau balau hidupnya.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءهُمْ وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ ﴿٤١﴾ لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِن بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِّنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Qur’an ketika al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang mulia. (QS. 41:41)
Yang tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. 41:42)
Yang tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari (Tuhan) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. 41:42)
بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَّرِيجٍ
Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam kadaan kacau balau. (QS. 50:5)
Bila sebuah generasi manusia menyimpang dari petunjuk Allah SWT, pasti mereka akan menemukan jalan kehinaan dan kenistaan. Bila mereka mengabaikan petunjuk Allah SWT, pasti mereka akan jatuh kepada kelemahan, kerusakan dan kehancuran, baik secara MORAL dan kemudian disusul secara MATERIAL.
Namun bila mereka ingin bangkit dari keterpurukan mereka, maka GENERASI itu harus mau bekerja keras membangun JIWA mereka dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka kemudian akan bangkit meninggi JIWA mereka dan akan disusul dengan kesuksesan yang BESAR dalam urusan batiniyah dan lahiriyah.
Kita bangsa Indonesia, yang dikatakan sebagai MAYORITAS umat Islam, sudahkan kita mengetahui sunatullah tersebut.
Dari 250 Juta umat Islam yang telah bersyahadat, berapa JUTA kah yang rajin memenuhi kalimat SYAHADAT mereka dengan cara rajin mengaji dan mengkaji Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan benar di majlis majlis Kajian.
Dari 250 juta tersebut berapa yang benar benar mensyukuri keislaman mereka dengan tekun dan rajin menegakkan SHOLAT sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW.
Dari 250 juta tersebut berapa yang cinta kepada Allah dengan selalu mendekat kepada Allah dengan rajin BERPUASA baik yang wajib dan yang sunnah dengan mengharap ridho Allah semata.
Dari 250 juta tersebut berapa yang cinta kepada Allah dengan rajin melaksanakan perintah Allah berupa Infaq, Zakat dan Shodaqoh untuk bekal ke akherat mereka.
Dari 250 juta tersebut berapa yang rajin menjalin hubungan silaturahmi secara Internasional dengan kaum Muslimin di seluruh Dunia, dan kemudian melaksanakan perintah Allah ber Haji dengan ikhlas karena Allah menebarkan Tauhid ke dalam kehidupan semesta manusia.
Segala puji bagi Allah, sebuah kemuliaan, dan jalan kemuliaan yang begitu nyata, yang datangnya dari Allah SWT, telah di abaikan umat manusia, sehingga manusia tidak dapat keluar dari kegelapan, kebingungan, dan segala kungkungan JIWA, kungkungan rokhani dan jasmani karena tidak mau memegang petunjuk Allah.
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُواْ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيهِم مِّن رَّبِّهِمْ لأكَلُواْ مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم مِّنْهُمْ أُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ سَاء مَا يَعْمَلُونَ
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. (QS. 5:66)
Janji Allah tentang kemakmuran, kedamaian, kemuliaan, akan Allah berikan bila manusia menempuh jalan iman dan amal sholih, jalan Taqwa kepada Allah, Jalan Islam yang dikehendaki Allah SWT.
Bila manusia enggan menempuh jalan itu dan mengabaikan jalan itu maka manusia hanya akan berputar-putar pada jalan kebingungan, berputar-putar pada jalan yang membingungkan tanpa ada capaian-capaian yang berguna bagi hidupnya baik di dunia dan di akherat.
Semoga kita senang dan berbahagia dan rajin menempuh jalan HIDAYAH Allah, jalan yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Wallahu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar